Rokok elektronik adalah peralatan elektronik
bertenaga baterai yang dirancang menyerupai rokok dan dipasarkan sebagai alat
bantu untuk berhenti merokok. Alat ini memungkinkan penggunanya menikmati uap
saripati nikotin.
Menurut studi yang dilakukan oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), peningkatan jumlah pasien yang keracunan setelah menggunakan rokok elektronik dan nikotin cair terus meningkat.
Dari data pusat pengendalian keracunan di AS pada Februari 2014, terdapat 215 pengaduan telepon terkait rokok elektronik. Padahal, pada September 2010 hanya satu pengaduan.
Menurut studi yang dilakukan oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), peningkatan jumlah pasien yang keracunan setelah menggunakan rokok elektronik dan nikotin cair terus meningkat.
Dari data pusat pengendalian keracunan di AS pada Februari 2014, terdapat 215 pengaduan telepon terkait rokok elektronik. Padahal, pada September 2010 hanya satu pengaduan.
Yang memprihatinkan adalah, lebih
dari separuh aduan melalui telepon yang masuk melibatkan anak-anak berusia
kurang dari 5 tahun, 42 persen pada orang berusia 20 tahun. Mereka mengalami
keracunan setelah menghisap nikotin cair atau diserap lewat kulit.
Nikotin cair dijual untuk isi ulang
rokok elektronik. Tenaga baterai pada rokok tersebut akan mengantarkan nikotin,
aroma tertentu, dan zat-zat kimia lainnya.
Karena tingginya konsentrasi nikotin
nikotin cair tersebut, maka sedikit saja cairan yang terhirup atau diserap
kulit bisa berefek mematikan, terutama pada anak-anak.
"Rokok elektronik
semakin populer sehingga jumlah orang yang keracunan kemungkinan akan
bertambah. Cairan nikotin yang banyak dijual bisa berbahaya bagi anak-anak,
apalagi ada yang dijual dengan aroma buah dan permen sehingga menarik
anak-anak," kata Dr Tom Frieden, Direktur CDC.
Rokok biasa sebenarnya
juga bisa menimbulkan keracunan pada anak-anak, tetapi kasus itu terjadi karena
mereka memakan rokok. Sementara keracunan pada nikotin cair disebabkan karena
menelan, menghirup, atau ada cairan yang diserap kulit atau mata.
Pada 70 persen kasus
keracunan nikotin cair di AS diketahui terjadi karena anak-anak menelan cairan
tersebut. Gejala yang ditimbulkan akibat keracunan itu antara lain
muntah-muntah, mual, serta iritasi mata. Jika tidak segera diberikan
pertolongan bukan tidak mungkin menyebabkan kematian.
22 Januari 2014
~Rae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar